REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Sekitar 40 persen Muslim Swedia mengalami serangan kekerasan. Demikian hasil studi yang dirilis Universitas Mid Swedia.
"Studi ini menyimpulkan sekitar 4 dari 10 Muslim mengalami serangan diskriminasi berupa vandalisme, ancaman, serangan fisik dan lainnya," papar peneliti Klas Boreli, seperti dikutip thelocal.se, Kamis (26/7).
Boreli menjelaskan penelitian ini melibatkan 100 orang dari organisasi Islam. Dalam kerangkan penelitian ini, kata dia, tidak maksudkan untuk menggambarkan siapa pelaku serangan.
Boreli menjelaskan penelitian ini melibatkan 100 orang dari organisasi Islam. Dalam kerangkan penelitian ini, kata dia, tidak maksudkan untuk menggambarkan siapa pelaku serangan.
"Sebenarnya ada dua faktor pemicu serangan. Pertama, jika aktivitas organisasi Islam mendapat perhatian media, seperti pembangunan masjid. Kedua, terkait peristiwa internasional seperti pemboman London atau Madrid," kata dia.
Boreli mengatakan salah satu isu yang diperbebatkan dalam beberapa tahun terakhir adalah pembangunan masjid baru di Hisingen, Gothenburg. Rencana pembangunan masjid itu segera menjadi pemicu aksi demonstrasi dalam beberapa bulan belakangan.
Meski demikian, kata Boreli, dari segi frekuensi dan sifat serangan dapat ditarik kesimpulan bawah Swedia secara keseluruhan merupakan negara yang sangat toleran. "Untuk masalah ini, Swedia jauh lebih baik dengan negara lainnya," kata dia.
Boreli mengatakan salah satu isu yang diperbebatkan dalam beberapa tahun terakhir adalah pembangunan masjid baru di Hisingen, Gothenburg. Rencana pembangunan masjid itu segera menjadi pemicu aksi demonstrasi dalam beberapa bulan belakangan.
Meski demikian, kata Boreli, dari segi frekuensi dan sifat serangan dapat ditarik kesimpulan bawah Swedia secara keseluruhan merupakan negara yang sangat toleran. "Untuk masalah ini, Swedia jauh lebih baik dengan negara lainnya," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar