Minggu, 15 Juli 2012

Hari Besar Islam Makin Ramai

| Minggu, 15 Juli 2012 | 0 komentar

HAMPIR tak pernah sepi, Masjid Shirathal Mustaqiem, tiap harinya selalu ramai pengunjung. Selain menunaikan salat, sebagian pengunjung juga ada yang mengabadikan momen dengan sebuah kamera. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa melihat-lihat tiap sudut sejarah berdirinya masjid tertua di Samarinda ini.

Kala media ini menyambangi masjid yang berlokasi di Samarinda Seberang pada Jumat (13/7), banyak warga usai salat Jumat sekadar santai dan melihat tiap sisi masjid. Taman masjid begitu jembar, ditumbuhi sejumlah bunga dan rumput, semakin membuat hijau halaman tempat ibadah itu.

Tak jauh, masih satu kawasan dengan Masjid Shirathal Mustaqiem, terdapat satu rumah yang digunakan untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Salah satunya Alquran yang terbuat dari tulisan tangan. Selain itu, foto sejumlah tokoh penting penyiar agama Islam di Samarinda Seberang.

Wakil Sekretaris Bagian Humas Masjid Shirathal Mustaqiem, Ishak Ismail mengaku, biasanya saat hari-hari besar Islam pengunjung yang datang ke masjid membludak. Terlebih, kala Ramadan tiba, tiap sore banyak warga yang berkunjung ke masjid. Warga atau pengunjung ini menanti buka puasa bersama di masjid.

Menu buka bersama di Masjid Shirathal Mustaqiem itu adalah bubur ayam. Hidangan buka puasa itu pun sudah menjadi turun-temurun sejak berdirinya masjid. Bahkan Gubernur Kaltim dan Wali Kota Samarinda tak pernah absen untuk sesekali salat di masjid ini kala Ramadan. “Hidangan buka puasa bubur ayam itu disediakan selama sebulan penuh. Ratusan warga yang berbuka puasa bersama ini,” kata Ismail.

Dia menambahkan, yang lebih membuat ramai, pengurus masjid membuat lomba beduk sahur. Lomba itu bahkan diikuti oleh sejumlah perkumpulan atau organisasi Islam dari sejumlah kawasan di Samarinda.

Ismail mengaku, bagi pengurus masjid tak dibayar. Tapi Ketua Umum Pengurus Masjid Shirathal Mustaqiem, H Muchyar selalu memberi honor pengurus masjid tiap bulan. H Muchyar terbilang sosok yang dermawan.

Namun, besaran honor itu tak tentu jumlahnya, tergantung keinginan Muchyar. Yang murni diberi insentif pemerintah pusat adalah satpam dan satu petugas kebersihan. Satpam dan petugas kebersihan mendapatkan insentif dari pusat per tiga bulan sebesar Rp 1,6 juta. Kemudian dari masjid sebesar Rp 600 per bulan dan insentif dari Muhyar sekitar Rp 200-400 ribu per bulan.

Selama ini, kata dia, pihak masjid tak pernah meminta bantuan ke Pemkot atau Pemprov. Dan masjid juga tak pernah mendapatkan bantuan rutin dari Pemkot dan Pemprov. Meski begitu, terkadang ada saja warga yang dermawan menyumbangkan ke masjid. Dana itu yang biasanya digunakan untuk memelihara dan merawat keindahan masjid.

Menurutnya, ada empat komponen masjid yang tak bisa diubah, yakni kolam wudu kuno yang berada di belakang kiblat masjid, menara, mimbar, dan rangka atau konstruksi masjid. Tapi pada 2001, menara masjid dilakukan perbaikan. Sebab menara itu mengalami kerusakan hingga 75 persen. Tanpa mengurangi sifat dan bentuk aslinya, menara diperbaiki dan dipercantik.

Artikel Terkait:

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Arsip Islam

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com