Kuala Lumpur (ANTARA News) - Busana Muslim buatan Indonesia semakin digemari oleh masyarakat Malaysia baik dari kalangan anak muda maupun dewasa karena dinilai memiliki desain yang menarik, trendi dengan harga yang terjangkau.
"Busana Muslim buatan Indonesia banyak dicari konsumen di Malaysia," kata Pengurus Koperasi Muslimat Nahdlatul Ulama di Malaysia, Mimim Mintarsih di Kuala Lumpur, Senin.
Bahkan, kata dia, ketika ikut pameran Hari Koperasi Malaysia yang berlangsung di stadium Bukit Jalil, Selangor yang berakhir Minggu (15/7), dirinya mampu menjual puluhan potong perharinya dan sejumlah pesanan yang minta dikirimkan ke tempat tinggalnya.
"Di topang dengan momen menjelang bulan suci Ramadhan ikut mendorong penjualan aneka baju muslim di arena pameran hari Koperasi Malaysia yang diikuti oleh sejumlah koperasi dari negara-engara Asean," ungkapnya.
Mimin mengungkapkan bahwa sejumlah pembeli yang datang ke stan menyatakan corak dan gaya busana muslim asal Indonesia cukup dinamis dan enak dipakainya.
"Apalagi dari sisi harga cukup bersaing sehingga menjadi pertimbangan para konsumen di Malaysia ini memburu produk busana Muslim Indonesia," jelasnya.
Meskipun pameran telah berakhir, tapi pesanan dari mereka yang mengunjungi stan juga terus mengalir, bahkan mereka meneruskannya datang ke toko di Chow Kit.
"Bahkan sejumlah dari pengunjung ada yang melakukan pemesanan lewat internet," tambahnya.
Mimin mengaku barang dagangannya itu berasal titipan beberapa temannya dari Indonesia dan juga sebagiannya lagi dia bawa sendiri dari Tanah Air.
Pasar baju muslim Indonesia di sini memang sedang bagus saat ini terutama setelah semakin seringnya warga negara Malaysia berkunjung ke Indonesia khususnya ke Jakarta dan Bandung.
Mereka umumnya kalau ke Jakarta akan mampir ke Pasar Tanah Abang ataupun Mangga dua, sedangkan jika sedang di Bandung akan mampir ke kawasan Pasar Baru yang menawarkan aneka pakaian jadi terutama pakaian muslim.
"Istri saya senang belanja aneka baju Muslim ke Jakarta ataupun Bandung. Dalam satu tahun mungkin bisa lebih tiga kali ke Indonesia," kata Nizam, pekerja di bidang media di Kuala Lumpur.
0 komentar:
Posting Komentar