REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan awal bulan puasa 1433 Hijriyah 19 Juli 20 12 mendatang. Dirjen Bimmas Islam, Idam Abdul Djamil mengatakan Sidang yang akan di gelar Kamis mendatang itu akan mengundang seluruh kalangan baik pakar astronomi maupun ormas islam di Indonesia
"Tentu kita undang semua pakar dan ormas. Kita sudah anggap ormas sebagai mitra yang selama ini tergabung dalam diskusi badan hisab dan ru'yat," kata Idam satat dihubungi ROL via telepon, Sabtu (14/7).
Terkait sikap Muhammadiyah yang mengatakan tidak akan datang di sidang isbat, kemenag juga mengundang Muhammadiyah yang sudah menetapkan awal puasa 20 Juli 2012.
"Saya juga mendengar dari media. Tapi kita tetap mengundang. Muhamadiyyah kan sudah seering ada dalam forum masa tidak diundang," tutur Idam. "Menjelang ramadhan kita ingin ciptakan suasana yang kondusif. Tidak menimbulkan suasana yang tidak rukun dan ricuh," imbuhnya.
Jika terjadi perbedaan penetapan awal puasa atau penetapan hari raya Idul Fitri, Idam meminta masyarakat tidak terlampau membesar-besarkan. "Perbedaan tidak harus membuat bingung. Masyarakat kita dari tahun ke tahun sudah biasa dengan perbedaan penetapan awal puasa," kata Idam
"Pemerintah disini beruasaha menyatukan awal puasa dengan pertemuan sebelumnya. Nah,kalau pada akhirnya ada perbedaan jangan sampai bingung," tambah idam. "Pemerintah punya mandat untuk menginformasikan," pungkasnya.
"Tentu kita undang semua pakar dan ormas. Kita sudah anggap ormas sebagai mitra yang selama ini tergabung dalam diskusi badan hisab dan ru'yat," kata Idam satat dihubungi ROL via telepon, Sabtu (14/7).
Terkait sikap Muhammadiyah yang mengatakan tidak akan datang di sidang isbat, kemenag juga mengundang Muhammadiyah yang sudah menetapkan awal puasa 20 Juli 2012.
"Saya juga mendengar dari media. Tapi kita tetap mengundang. Muhamadiyyah kan sudah seering ada dalam forum masa tidak diundang," tutur Idam. "Menjelang ramadhan kita ingin ciptakan suasana yang kondusif. Tidak menimbulkan suasana yang tidak rukun dan ricuh," imbuhnya.
Jika terjadi perbedaan penetapan awal puasa atau penetapan hari raya Idul Fitri, Idam meminta masyarakat tidak terlampau membesar-besarkan. "Perbedaan tidak harus membuat bingung. Masyarakat kita dari tahun ke tahun sudah biasa dengan perbedaan penetapan awal puasa," kata Idam
"Pemerintah disini beruasaha menyatukan awal puasa dengan pertemuan sebelumnya. Nah,kalau pada akhirnya ada perbedaan jangan sampai bingung," tambah idam. "Pemerintah punya mandat untuk menginformasikan," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar