VIVAnews - Kelompok American Muslims for Palestine (AMP) melancarkan aksi boikot terhadap kurma-kurma yang didatangkan dari perkebunan di wilayah pendudukan Israel. Aksi ini didukung oleh banyak kalangan, termasuk umat Yahudi di Amerika.
Dilansir al-Arabiya, Kamis 26 Juli 2012, kampanye boikot kurma Israel dilancarkan AMP sejak dua hari sebelum ramadan. Kampanye bertema "This Ramadan Make a Date with Justice: Choose Occupation-Free Dates,” ini adalah bentuk gerakan Boikot Divestasi dan Investasi (BDS) yang mengincar produk Israel di pasar internasional.
Gerakan BDS ini telah dimulai sejak tahun 2005 sebagai bentuk protes tanpa kekerasan terhadap pendudukan ilegal Israel di Palestina. "Sayangnya, banyak Muslim yang tidak tahu bahwa kurma yang mereka makan ditanam di tanah pendudukan Israel di Palestina," kata Awad Hamdan, direktur program AMP.
Tujuan AMP adalah memberikan informasi kepada publik mengenai asal produk yang menafkahi pendudukan Israel. Kampanye dilakukan di bulan Ramadan karena saat ini adalah titik penjualan kurma tertinggi sepanjang tahun.
AMP ingin agar konsumen berhenti membeli kurma dari perusahaan Israel seperti Hadiklaim yang menjual kurma merk Jordan River, Jordan River Bio-Tops dan King Solomon. "Bahkan, masyarakat bisa mendukung ekonomi Amerika dengan membeli kurma yang ditanam di California dan Arizona," kata Awad.
Menurut laporan terbaru harian Haaretz, kebun kurma di Israel juga mempekerjakan anak kecil. Anak-anak dipaksa berada di atas pohon kurma selama sembilan jam di tengah terik matahari. Selain itu, kebun-kebun ini juga mengupah pekerja Palestina jauh lebih sedikit dibanding pekerja Israel.
Dilaporkan telah ada 170 organisasi mendukung aksi ini. Beberapa di antaranya adalah organisasi Yahudi Amerika, salah satunya adalah Jewish Voice for Peace (JVP).
"Kami mendukung aksi ini. Kami percaya keadilan sangat penting dan ini adalah salah satu kesempatan berdiri bersama saudara-saudari Muslim kami," kata Sydney Levy, salah satu anggota JVP. (umi)
0 komentar:
Posting Komentar